Pengembangan kemampuan dasar anak, termasuk berbahasa, dapat
dilakukan dengan strategi bermain. Ada beberapa jenis permainan yang
dapat mendukung terciptanya rangsangan pada anak dalam berbahasa antara
lain alat peraga berupa gambar yang terdapat pada buku atau poster,
mendengarkan lagu atau nyanyian, menonton film atau mendengarkan suara
kaset, membaca cerita (story reading/story telling) ataupun
mendongeng. Semua aktivitas yang dapat merangsang kemampuan anak dalam
berbahasa dapat diciptakan sendiri oleh pendidik. Pendidik dapat
berimprovisasi dan mengembangkan sendiri dengan cara menerapkannya
kepada anak sesuai dengan kondisi dan lingkungannya. Beberapa kegiatan
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak
sebagaimana dideskripsikan oleh Eli Tohonan Tua Pane (2009) adalah
sebagai berikut.
1. Permainan ”Pilih Satu Benda”, dilakukan dengan membagi kelas dalam beberapa kelompok.Tiap
kelompok mendapatkan 10 macam benda. Anak kemudian diminta untuk
memilih 5 dari 10 benda tersebut. Anak bisa memikirkan mana benda-benda
yang lebih penting. Setelah beberapa saat, anak diminta untuk memilih 3
dari 5 benda tadi, akhirnya diminta memilih 1 benda saja. Kemudian
setiap kelompok diminta berbicara untuk memberikan alasan mengapa mereka
memilih benda tersebut. Tujuan permainan tersebut adalah melatih
keterampilan berbicara anak.
2. Permainan “Menebak
Suara Binatang”, dilakukan dengan memberikan tulisan/gambar kepada
setiap anak dan tidak boleh dibuka sebelum diperintahkan oleh guru.
Kemudian setiap anak harus bersuara seperti binatang yang ada di dalam
kertas yang diperolehnya (anak tidak boleh berbicara, hanya bersuara
saja) dan mencari pasangan suara yang sama. ”Siapa yang tidak
mendapatkan pasangan ? Tebak nama binatang itu !”. Tujuannya
adalah membaca kata sederhana tentang nama binatang dan mengenali bunyi.
3. Permainan Moving family,
dilakukan dengan memposisikan anak-anak duduk dalam sebuah lingkaran
lalu memberikan mereka potongan kertas bertuliskan ayah, ibu, kakak,
adik. Kemudian
pendidik menyebutkan tulisan itu, misalnya ”ayah”, maka anak yang
membawa tulisan ayah dapat berdiri. Ketika pendidik mengucapkan ”ibu”,
maka anak yang membawa tulisan ibu berdiri, dan ketika pendidik
menyebutkan ”keluarga”, maka semua anak baik yang memegang tulisan
”ayah”, ”ibu”, ”anak” berdiri berdekatan. Tujuan permainan ini
adalah mengenalkan tulisan untuk dibaca, mendengarkan bunyi.
4. Permainan
”Memancing Kata”: Anak memancing kartu kata. Kata yang didapat anak
kemudian dituliskan dalam secarik kertas. Tujuan : mengenalkan anak pada
huruf-huruf, melatih anak untuk menulis kata.
5. Permainan
”Menyeberang Sungai”: Dua anak diminta memegang ujung-ujung tali,
kemudian menggerak-gerakkan tali itu di lantai. Sementara itu anak-anak
lain bertanya,”Buaya, buaya, bolehkah aku menyeberang sungaimu ? Anak
yang memegang tali bisa menjawab dengan mengajukan syarat tertentu bagi
anak yang ingin menyeberang. Misalnya,” Ya boleh, jika kamu mengenakan
kaos berwarna putih”. Maka anak yang berkaos putih dapat segera
melompati tali yang digoyang-goyang. Demikian berulang-ulang dengan
persyaratan yang diajukan oleh pemegang tali
berbeda-beda.Tujuannya: mengembangkan kemampuan berbahasa anak.
6. Permainan
”Cerita Yang Diperagakan”: Pendidik dan anak menyusun
suatu kesepakatan, bahwa pendidik akan membacakan cerita, dan jika
menyebutkan kata-kata tertentu, maka anak telah sepakat untuk membentuk
gerakannya.
7. Permainan ”Menulis
Dengan Badan”: Anak diminta membayangkan bahwa tubuhnya sebagai pensil,
sehingga anak dapat menulis huruf menggunakan badannya. Anak bergerak
sesuai bentuk huruf. Anak yang lain diminta menebak. Kegiatan ini dapat
dikembangkan dengan kata dalam beberapa huruf, misalnya : madu,
dsb. Tujuan :melatih menulis dan membaca huruf.
Contoh
aktivitas permainan di atas dapat mengembangkan kemampuan berbahasa
anak, pendidik perlu menyesuaikan kegiatan dengan perkembangan kemampuan
anak dan dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan.