METODE
PENGAJARAN BAHASA INGGRIS
1. Metode Langsung (Direct
Method)
Direct artinya langsung. Direct method atau
model langsung yaitu suatu cara mengajikan materi pelajaran bahasa asing di
mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar,
dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada
suatu kata-kata yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat
mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, menggambarkan
dan lain-lain.
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa
pengajaran bahasa asing tidak sama halnya dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika
mengajar ilmu pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu,
berpikir, dan mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih
praktek langsunng mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu.
Sekalipun kata-kata atau kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak
dipahami anak didik, namun sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan
dapat diucapkan dan dapat pula mengartikannya.
Demikian halnya kalau kita perhatikan seorang
ibu mengajarkan basah kepada anak-anaknya langsung dengan mengajarinya,
menuntunnya mengucapkan kata per kata, kalimat per kalimat dan anaknya
menurutinya meskipun masih terihat lucu. Misalnya ibunya mengajar “Ayah” maka
anak tersebut menyebut “Aah” dan seterusnya. Namun lama kelamaan si anak
mengenali kata-kata itu dan akhirnya ia mengerti pula maksudnya
Pada prinsipnya metode langsung (direct
method) ini sangat utama dalam mengajar bahasa asing, karena melalui metode ini
siswa dapat langsung melatih kemahiran lidah tanpa menggunakan bahasa ibu
(bahasa lingkungannya). Meskipun pada mulanya terlihat sulit anak didik untuk
menuirukannya, tapi adalah menarik bagi anak didik.
Ciri-ciri metode ini adalah :
Ø Tujuan dasar yang diharapkan oleh
metode ini adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir dengan bahasa
Arab bukan dengan bahasa ibu siswa.
Ø Hendaklah pembelajaran bahasa Arab
dengan menggunakan bahasa Arab tidak menggunakan lain sebagai medianya.
Ø Percakapan antar individu merupakan
bentuk pertama dan yang umum untuk digunakan dalam masyarakat, sehingga pada
awal pembelajaran bahasa Arab hendaknya percakapan mereka menggunakan kosakata
dan susunan kalimat sesuai dengan maksud dan tujuan belajar siswa.
Ø Diawal pembelajaran siswa dikondisikan
untuk mendengarkan kalimat- kalimat sempurna dan mempunyai makna yang jelas,
sehingga siswa mampu dan mudah memahaminya.
Ø Nahwu adalah sebagai alat untuk mengatur
ungkapan bahasa. Sehingga pelajaran nahwu diberikan tidak secara khusus tetapi
diajarkan disela- sela penggunaan ungkapan- ungkapan bahasa dan kalimat-
kalimat yang muncul dalam percakapan.
Ø Teks arab tidak disajikan kepada siswa
sebelum mereka mengenal suara, kosakata serta susunan yang ada didalamnya. Dan
juga siswa tidak menulis teks Arab sebelum mereka bisa membaca dengan baik
serta memahaminya.
Ø Penerjemahan dari dan ke bahasa Arab
adalah sesuatu yang harus dihindari dalam metode ini, sehingga tidak dibenarkan
menerjemahkan bahasa Arab dengan bahasa apapun.
Ø Pengembangan ketrampilan kognitif siswa
seperti kemampuan analogis dan analisis merupakan hal yang tidak boleh
menyibukkan perhatian pemakai model ini.
Ø Penjelasan kata- kata dan kalimat yang
sulit cukup dengan menggunakan bahasa Arab dengan berbagai model, seperti
syarhul al- makna, murodif (sinonim) atau memakai mudladad (antonim) atau
dengan syiaq yang lain.
Ø Sebagian besar waktu pembelajaran
digunakan untuk latihan bahasa , seperti imla’, mengulang cerita atau mengarang
bebas
Ø Perhatian metode ini lebih banyak pada
pengembangan kemampuan siswa untuk berbicara dibandingkan pada aspek yang lain.
Ø Materi pelajaran pertama- tama
diberikan kata demi kata, kemudian struktur kalimat.
Ø Gramatika diajarkan hanya bersifat
sambil lalu, dan siswa tidak dituntut menghapal rumus- rumus gramatika, tapi
yang utama adalah siswa mampu mengucapkan bahasa asing secara baik.
Ø Dalam proses pengajaran senantiasa
menggunakan alat bantu (alat peraga) baik alat peraga langsung, tidak langsung
(benda tiruan) maupun peragaan melalui symbol- symbol atau gerakan- gerakan
tertentu.
Ø Setelah masuk kelas, siswa atau anak
didik benar- benar dikondisikan untuk menerima dan bercakap- cakap dalam bahsa
asing dan dilarang menggunakan bahasa lain.
Ø Materi pelajaran terdiri dari kata-
kata dan struktur kalimat yang banyak digunakan sehari- hari.
Ø Gramatika diajarkan dengan melalui
situasi dan dilakukan secara lisan bukan dengan cara menghafal aturan- aturan
gramatika.
Ø Arti yang konkrit diajarkan dengan
menggunakan benda- benda sedangkan arti yang abstrak melalui asosiasi
Ø Banyak latihan- latihan mendengar dan
menirukan dengan tujuan agar dapat dicapai penguasaan bahasa secara otomatis.
Ø Aktivitas belajar banyak dilakukan di
dalam kelas.
Ø Bacaan mula- mula diberikan secara lisan.
Ø Sejak permulaan murid dilatih untuk
“berfikir dalam bahasa asing”.
Ø Peserta didik diberikan kesempatan
untuk berlatih dengan cara tanya jawab dengan guru/ sesamanya.
Ø Materi qiroah harus disertai diskusi
dengan bahasa Arab, baik dalam menjelaskan makna yang terkandung didalam bacaan
ataupun jabatan setiap kata dalam kalimat.
v Kebaikan metode langsung (Direct)
Metode langsung (direct) dilihat dari segi
efektivitasnya memiliki keunggulan antara lain
Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang menyenangkan
Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang menyenangkan
Karena metode ini biasanya guru mula-mula
mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat dimengerti dan
diketahui oleh siswa dalam bahasa sehari-hari misalnya (pena, pensil, bangku,
meja, dan lain-lain), maka siswa dapat dengan mudah menangkap simbol-simbol
bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya.
Metode ini relatif banyak menggunakan
berbagai macam alat peraga : apakah video, film, radio kaset, tape recorder,
dan berbagaimedia/alat peraga yang dibuat sendiri, maka metode ini menarik
minat siswa, karena sudah merasa senang/tertarik, maka pelajaran terasa tidak
sulit
Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya Alat ucap / lidah siswa/anak didik menjadi terlatih dan jika menerima ucapan-ucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan
Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya Alat ucap / lidah siswa/anak didik menjadi terlatih dan jika menerima ucapan-ucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan
v Kekurangan metode langsung (Direct)
Pengajaran dapat menjadi pasif, jika guru
tidakdapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa jenuh dan
merasa dfongkol karena kata-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu tidak
pernah dapat dimengerti, karena memang guru hanya menggunakan bahasa asing
tanpa diterjemahkan ke dalam bahasa anak.
Pada tingkat-tingkat permulaan kelihatannya
metode ini terasa sulit diterapkan, karena siswa belum memiliki bahan
(perbendaharaan kata) yang sudah dimengerti
Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu konsisten demikian, guru terpaksa misalnya menterjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam bahasa anak didik.
Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu konsisten demikian, guru terpaksa misalnya menterjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam bahasa anak didik.
Metode ini sebenarnya tepat sekali digunakan
pada tingkat permulaan maupun atas karena si siswa merasa telah memiliki bahan
untuk bercakap/cercicara dan tentu saja agar siswa betul-betul merasa
tertantang untuk bercakap/berkomunikasi; maka sanksi-sanksi dapat ditetapkan
bagi mereka yang menggunakan bahasa sehari-hari.
2. Metode Berlitz (Berlitz
Method)
Metode Berlitz (Berlitz Metode) adakah metode
langsung (Direct Method) yang selalu digunakan di sekolah-sekolah Berlitz
sebagai metode utama.Semua sekolah-sekolah Berlitz menggunakan metode langsung
(direct Method) ini dalam pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahnya dan
bnyak lagi sekolah-sekolah lain di Amerika dan Eropa yang secara rutin
menerapkan metode ini.
Mereka telah yakin bahwa metode inilah yang
paling cocok dan paling berhasil untuk pengajaran bahasa asing agar lebih
serasi dan mencapai kemampuan aktif berbahasa asing.
Karena itu
metode langsung disebut juga dengan metode Berlitz, sebab sekolah-sekolah
berlitz lebih banyak mempopulerkan pemakaian metode ini secara kontinu dan
mereka ternyata memang berhasil sangat baik.
3. Metode Alami (Natural Method)
Metode alami (Natural Method) disebut
demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya
pelajaran bahasa ibu sendiri Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda
dengan metode langsung (direct) dimana guru menyajikan materi pelajaran
langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam
hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan.
v Ciri Metode Natural ini antara lain
Ø Urutan pelajaran mula- mula diberikan melalui
menyimak/ mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking), membaca
(reading), menulis (writing) terakhir baru gramatika.
Ø Pelajaran disajikan mula- mula memperkenalkan
kata- kata yang sederhana yang telah diketahui anak didik, kemudian
mempraktikan benda- benda mulai dari benda- benda yang ada didalam kelas,
dirumah dan diluar kelas, bahkan mengenal luar negri atau Negara- Negara asing
terutama Timur Tengah.
Ø Alat peraga dan kamus yang dapat yang dapat
digunakan sewaktu- waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan
mengartikan kata- kata sulit dalam bahasa asing dan memperbanyak perbendaharaan
kata- kata atau memperkaya vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa
asing.
Ø Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca
dan bercakap- cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran
gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan
Ø Menggunakan beberapa pengajar secara
bergantian, sehingga anak didik mendengar bunyi kata dan kalimat dari
orang yang berbeda.
`Dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan metode ini guru memainkan tiga peran utama, sebagai berikut :
·
Guru
sebagai sumber utama penyedia comprehensible input dalam bahasa sasaran.
Guru diharuskan bisa menyediakan waktu yang banyak untuk memberikan input
bahasa dengan berbagai macam bantuan seperti isyarat – isyarat sehingga anak
bisa menafsirkan input yang diberikan
·
Guru
berperan sebagai pencipta suasana kelompok yang menarik dan santai serta
ramah sehingga akan meminimalkan terjadinya affective filter dalam belajar.
Untuk meminimalkan terjadinya affective filter ini, guru tidak memaksa anak
untuk berbicara di dalam kelompok sebelum mereka siap untuk
berbicara;guru tidak mengoreksi kesalahan yang dibuat anak; dan guru memberikan
bahan pelajaran yang sesuai dengan minat an
·
Guru
berperan sebagai penanggung jawab dan pemilih, mengumpulkan dan merancang
materi pelajaran dan kegiatan kelompok yang beraneka ragam untuk
digunakan dalam kelompok Dalam memilih bahan pelajaran tidak hanya dipilih
berdasarkan persepsi guru semata akan tetapi juga harus mempertimbangkan minat
dan kebutuhan anak, disamping guru juga harus memilih situasi atau kegiatan
yang tepat untuk penyajian materi tertentu.
Sedangkan peran anak dalam
pembelajaran dengan metode natural menurut Bambang Setiadi,dkk (2004; 4.7)
dapat dilihat dari tahap – tahap sebagai berikut:
·
Tahap
pre-production, anak berpartisipasi dalam kegiatan kelompok tanpa
harus memberikan respon atau berbicara selain bahasa asing yang dipelajari.
Kegiatan seperti ini misalnya dengan cara memperagakan atau menunjukkan
perintah, ungkapan atau gambar – gambar yang diceritakan guru
·
Tahap
early- production , anak diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan–
pertanyaan sederhana yang diajukan oleh guru. Jawaban anak terdiri dari satu
kata atau satu frase pendek.
·
Tahap
speech-emergent, anak sudah terlibat dalam kegiatan bermain peran dan
permainan
v Kebaikan metode ini antara lain :
Pada tingkat lanjutan metode ini sangat
efektif, karena setiap individu siswa dibawa ke dalam suasana lingkungan
sesungguhnya untuk aktif mendnegarkan dan menggunakan percakapan dalam bahasa
asing
Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatika diajarkan sewaktu-waktu saja
Pengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap oleh siswa, karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan memiliki konteks (hubungan) dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa/anak didik
Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatika diajarkan sewaktu-waktu saja
Pengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap oleh siswa, karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan memiliki konteks (hubungan) dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa/anak didik
v Kekurangan metode ini antara lain :
Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum
memiliki bekal dasar bahasa asing terutama pada pada tingkat-tingkat pemula,
sehingga penggunaan/ pemakaian bahasa asli siswa tidak dapat dihindari. Dengan
demikian tujuan semua dari metode ini untuk membaca dan bercakap-cakap selalu
dalam bahasa asing sulit diterapkan secara murni, tapi harus diterapkan secara
konsekuen
Pada umumnya anak didik dan guru bersikap
tradisional mengutamakan gramatika lebih dahulu daripada membaca dan percakapan
sesuatu hal yang salah secara alamiah yang amat perlu diubah Pada umumnya
pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah kita sangat terasa kekurangan
macam-macam media/alat peraga yang diperlukan; yang seyogyanya para guru harus
aktif membuatnya
Guru yang kurang memiliki kemampuan dan
pengalaman praktis dalam berbahasa asing merupakan faktor sulitnya diterapkan
dan berhasil secara baik metode tersebut. Guru haruslah seorang yang aktif
berbicara di dalam bahasa asing tersebut, barulah murid-muridnya akan mampu
pula aktif di dalam belajar (praktek) bahasa.
4. Metode Percakapan
(Conversation Method)
Yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa
Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa lainnya yang cara langsung mengajak
murid-murid bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa asing yang sedang
diajarkan ini. Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau
ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari,
seperti : Good Morning, How are you? What are you doing? Can you speak English?
Dan sebagainya; atau kalimat-kalimat, percakapan di dalam kelas di sekitar
sekolah, dirumah di kantor dan sebagainya; semakin lama semakin meluas dan
beragam.
Yang namanya berbahasa itu ialah berbicara (sebagai
fungsi pokok bahasa); peran kedua barulah membaca/memahami tulisan atau buku. Jadi
fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan berbahasa aktif,
berkomunikasi lisan atau bercakap-cakap. Itulah tujuan utama atau target pokok
mempelajari bahasa asing, disusul dengan kemampuan membaca dan memahami atau
penguasaan pasif.
Oleh karena itu, metode utama dan pertama di
dalam kegiatan belajar mengajar bahasa asing itu semestinya adalah Metode
Percakapan (Conversation Method). Metode ini disejalankan dengan Direct Method
dan Natural Method, yang pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan
prinsip-prinsip ketentuan dari tiap-tiap metode ini.
Jadi disamping metodenya yang serasi,
medianya dan buku-buku yang lengkap, gurunya punya kepabelitas tinggi, muridnya
pun perlu bersungguh-sungguh belajar serta cerdas. Tanpa keempat syarat
tersebut terpenuhi maka orang bertahun-tahun bahkan belasan tahun belajar
bahasa asing.
5. Metode
Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan)
Metode ini mengutamakan ear training dan speak
training yaitu cara menyajikan pelajaran bahasa asing melalui latihan-latihan
mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan
kalimat dalam bahasa asing yang sedang dipelajari.
Metode Phonetic ini dapat dikatakan gabungan
dari dua metode Natural dan Reading diatas. Dimana mula-mula menurut metode ini
pelajaran dimulai dengan latihan-latihan mendengar kemudian diikuti dengan
latihan-latihan mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bahasa asing.
Kemudian disusul latihan-latihan membaca (reading and conversation).
Langkah-langkah
pelaksanaan:
Guru membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di
depan kelas, atau membuka/menghidupkan acara bacaan berupa radio kaset/video,
siswa mendengarkan dan memperhatikan baik-baik acara bacaan ini dengan cermat,
serius (tidak ada yang main-main saat pembacaan itu), siswa harus memperhatikan
betul langgam dan intonasi, serta gerak-gerik bentuk mimik tertentu dalam
bacaan
Seri-seri dalam bacaan itu hendaknya disusun
sedemikian rupa sehingga menjadi bahan bacaan yang sempurna/berkelanjutan Guru dapat menghentikan seri-seri
tertentu jika seri pelajaran tersebut sudah dianggap selesai dan dikuasai oleh
anak didik, kemudian dapat dilanjutkan pada session/seri berikutnya
Setelah pelajaran membaca selesai, maka
latihan percakapan dapat dilakukan. Misalnya percakapan-percakapan yang
sifatnya mula-mula sederhana, setelah itu menuju pada percakapan yang
kompleks/lebih sulit
Untuk memperjelas ucapan dan percakapan, maka
metode ini dianjurkan untuk menggunakan alat peraga/media pengajaran Pada setiap akhir materi pelajaran, guru
hendaknya memberikan latihan-latihan praktis membaca dan larihan bercakap-cakap
pada masing-masing anak didik, dan jangan lupa guru dapat memberikn berbagai
catatan-catatan khusus, kesimpulan-kesimpulan dan juga nasihat-nasihat berupa
dorongan (memberi motivasi bagi anak didik) supaya belajar sungguh-sungguh,
rajin dan rutin tiap hari latihan (PR)
v Kebaikan-kebaikan Metode Phonetic
Metode ini mengajarkan kemampuan membaca anak
didik dengan lancar dan fasih sekaligus kemampuan percakapan, banyak
latihan-latihan dialog dan menulis (dikte) Siswa
menyimak kesalahan bacaan dan percakapan dari guru atau teman sekelasnya, untuk
kemudian diubah dan diperbaiki letak-letak kesalahannya itu
v Kekurangan-kekurangan Metode Phonetic
Metode ini memerlukan kesungguhan dan
keahlian (profesional) dari pihak guru. Disamping perencanaan dan waktu harus
matang Pada tingkat-tingkat pemula (pertama) metode ini masih sulit diterapkan,
terutama bagi anak-anak yang belum memiliki bekal (basic) bahasa asing yang
cukup memadai, sebab itu perlu memotivasi murid dan mengajar secara komunikatif
Kalau seri-seri pelajaran tidak disusun dan direncanakan sedemikian rupa, maka pelajaran dan penguasaan materi bagi siswa menjadi mengambang; misalnya materi pelajaran membaca diberikan sedikit, juga percakapan pun serba tanggung. Oleh sebab itu pengaturan waktu dan materi hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga keduanya dikuasai
Kalau seri-seri pelajaran tidak disusun dan direncanakan sedemikian rupa, maka pelajaran dan penguasaan materi bagi siswa menjadi mengambang; misalnya materi pelajaran membaca diberikan sedikit, juga percakapan pun serba tanggung. Oleh sebab itu pengaturan waktu dan materi hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga keduanya dikuasai
6. Metode Practice – Theory
Metode ini sesuai dengan namanya, lebih
menekankan pada kemampuan praktis dari teori. Perbandingan dapat berupa 7 unit
materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis. Belajar bahasa asing
lebih dulu dan mengutamakan praktek, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa).
Jadi disini yang dipentingkan adalah
bagaimana siswa/anak didik dapat mampu berbahasa asing itu secara praktis bukan
teoritis. Oleh sebab itu pengajaran harus diarahkan pada kemampuan komunikatif
atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan sambil lalu saja.
Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran
praktis dapat dipilih dan diterapkan pada hal-hal yang sederhana, apakah itu
lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak
didik atau lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula
menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar pembentukan
bahasa percakapan.Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran
dikembangkan lebih luas dan kompleks melalui percakapan teoritis dan penalaran
ilmiah.
v Kelebihan-kelebihan Metode Practice-Theory :
Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau
praktis dalam berbahasa asing
Siswa merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena pelajaran gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahaman
Pengajaran dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik
Paling sesuai dengan alamiah tujuan pengajaran bahasa : yang disebut berbahasa itu ialah berbicara, berkomunikasi lisan
Siswa merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena pelajaran gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahaman
Pengajaran dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik
Paling sesuai dengan alamiah tujuan pengajaran bahasa : yang disebut berbahasa itu ialah berbicara, berkomunikasi lisan
v Kekurangan-kekurangan Metode Ptactice Theory
Memerlukan guru yang betul-betul mahir dan
aktif berbahasa asing Pada
tingkat-tingkat dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena
perbendaharaan kata dan bahasa anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku.
Guru harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada
murid-murid
Pada umumnya kemampuan aplikatif bahasa asing
anak didik sangat ditentukan oleh faktor motivasi dari pihak guru disamping
gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi
guru. Guru perlu sering memotivasi anak didik disela-sela mengajar bahasa asing
(Inggris/Arab) Kekurangan media
peraga sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain
kekurangan metode ini
7. Metode Membaca (Reading
Method)
Metode membaca (Reading Method) yaitu
menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni
guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa anak
didik. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk
membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan
dan mengikutinya.
Teknik metode membaca (Reading Method) ini
dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa
disuruh memperhatikan/ mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah
itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan
berganti-ganti (bergiliran).
Setelah masing-masing siswa mendapat giliran
membaca, maka guru mengulangi bacaan itu sekali lagi dengan diikuti oleh semua
siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama; lalu kemudian guru
mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum diketahui siswa di papan tulis
untuk dicatat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan
begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah
ditetapkan/ditentukan.
v kebaikan-kebaikan antara lain :
Siswa dapat dengan lancar membaca dan
memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar Siswa dapat
menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang
benar Tentu saja dengan
pelajaranmembaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata
atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian
pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh
v Kekurangan Metode Reasing/Membaca
Pada metode membaca ini, untuk
tingkat-tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan, karena siswa masing sangat
asing untuk membiasakan lidahnya, sehingga kadang-kadang harus terpaksa untuk
berkali-kali menuntun dan mengulang-ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru
oleh lidah siswa yang bukan dari bahasa asing yang sedang diajarkan. Dan dengan
demikian metode ini relatif banyak menyita waktu.
Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode
reading lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan
kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti
dan makna kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat
berarti pengajaran terlalu bersifat Verbalisme Pengajaran
sering terasa memboankan, terutama apabila guru yang mengajarkan tidak
simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi tensi
suarapun kadang-kadang cukup menjenuhkan karena masing-masing guru dan siswa
terus-menerus membaca topik-topik pelajaran.
v Kekurangan metode ini:
Hendaknya pokok-pokok materi yang akan
disajikan senantiasa disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa pada
tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran yang menarik hati bagi para
siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka Untuk menghindari verbalisme
dalam pengajaran maka guru hendaknya dapat mengartikan/menerjemahkan kata-kata
atau kalimat-kalimat yang belum dimengerti/pahami siswa dalam bacaan-bacaan
tersebut
Pada umumnya alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio tape/kaset, video dan alat-alat sejenisnya sangat membantu mempercepat/ memperlambat lidah/bacaan siswa.
Pada umumnya alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio tape/kaset, video dan alat-alat sejenisnya sangat membantu mempercepat/ memperlambat lidah/bacaan siswa.
Disamping itu dengan alat peraga, pengajaran
menjadi menarik dan tidak membosankan.
Buku-buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya bacaan berupa novel, cerpen (cerita-cerita), pepatah, hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain-lain sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat diarahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran.
Buku-buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya bacaan berupa novel, cerpen (cerita-cerita), pepatah, hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain-lain sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat diarahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran.
8. Metode Bicara Lisan (Oral
Method)
Metode ini adalah hampir sama dengan metode
phonetic dan reform method, tetapi pada orak method adalah menitikberatkan pada
latihan-latihan lisan atau penuturan-penutuan dengan mulut. Melatih untuk bisa
lancar berbicara (fluently), keserasian dan spontanitas
Melatih lisan/mulut agar pengucapan bahasa
asing itu bisa tepat bunyi, tidak kedengaran janggal. Latihan-latihan Sistem
bunyi melalui bibir, melatih tepatnya keluarnya huruf-huruf kerongkongan,
huruf-huruf di ujung atau di pangkal lidah dan sebagainya
Latihan-latihan
menyusun kata-kata membuat kalimat sendiri dan sebagainya, semua dilakukan
dengan mengaktifkan bicara lisan, oral, speaking Target yang hendak dicapai
melalui metode ini ialah keammpuan dan kelancaran berbahasa lisan atau
berbicara lisan atau berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa Prinsip
metode ini ialah : Teach the language, don’t teach only about the language.
9. Metode Praktek Pola-pola Kalimat (Pattern-Practice Method)
Penerapan terpenting metode ini ialah dengan
melatih murid-murid secara praktek langsung mengucapkan pola-pola kalimat yang
sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan sebagaimana yang dimaksud oleh pola
kalimat tersebut.
Jadi pola-pola kalimat yang mengandung arti,
telah lebih dulu disediakan atau disusun secara serasi dari yang mudah, secara
berangsung-angsur sampai sulit; dan bahan perbendaharaan kata-kata yang
sederhana sampai yang rumit. Murid-murid memang harus aktif mengucapkan,
melakukan sampai menjadi kebiasaan, sehingga menghayati pola-pola kalimat tersebut
sampai membudaya.
Semestinya guru itu adalah seorang Bilingual
(yang mengusai dua bahasa atau lebih sampai dihayati), yakni bahasa asing yang
diajarkan dan bahasa Indonesia, dengan kemampuan yang sebenar-benarnya.
Pertama-tama guru membanding-bandingkan kedua bahasa, misalnya bahasa Arab
dengan bahasa Indonesia, tentang kata-kata yang sama, cara-cara pengucapan
sistem tata bahasa, arti, bunyi dan seterusnya dan memberi
penjelasan-penjelasan. Dari bahasa dwi-bahasa (bilingual) diuraikan dan dipilih
pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi tertentu untuk mater drill atau
bahan-bahan latihan yang intensif. Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan
ditambah terus perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu situasi
atau cerita. Latihlah secara berulang-ulang dan sampai setiap siswa mendapat
giliran. Para siswa dilatih mengucapkan pola-pola kalimat sampai benar-benar
memahami dan menghayati arti/maksudnya serta hafal-lancar tanpa berpikir-pikir
menyusun kalimat sendiri.
Setelah itu murid-murid perlu dilatih pula
Listening untuk mencapai kepekaan pendengaran (Listening, dll).Seterusnya
latihan-latihan speaking (speaking drill) untuk kelancaran berbicara, reading
drill untuk mencapai bacaan-bacaan yang betul, dan Writing Drill yakni
latihan-latihan menulis secara benar, menghindarkan salah-salah di dalam
menulis ejaan atau huruf. Latihan-latihan listening, speaking, reading and
writing ini amat diperlukan mengiringi pada hampir semua macam metode mengajar
bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan Arab.
Metode ini seperti yang dipraktekkan pada
buku-buku pelajaran bahasa Inggris antara lain English 900, English 901 dan
sebagainya dan dianggap sebagai yang paling sesuai dengan alamiah pengajaran
bahasa asing.
Casinos Near Casinos Near Hollywood, FL - JamBase
BalasHapusFind 서울특별 출장안마 casinos and other lodging near Hollywood, FL near Hollywood, FL near Fort Lauderdale. Search local 목포 출장마사지 searches, photos, & menus 논산 출장샵 for 계룡 출장마사지 Casinos Near 안동 출장안마 Hollywood.